www.cerpen.co.id Pada 1789, seorang perempuan Afrika keturunan suku Khoikhoi yang disebut Sara “Saartjie” Baartmanoleh penjajah Belanda lahir di Eastern Cape. Sejak muda, ia telah menjadi budak orang Eropa dan mengalami kekejian demi kekejian. Pada usia 16, tunangan Sara dibunuh oleh orang Belanda. Selanjutnya, ia tidak ubahnya sebagai properti yang dengan mudah dipindahtangankan dari satu orang Eropa ke orang Eropa lainnya.
Sekitar tahun 1810, seorang berkebangsaan Inggris, William Dunlop dan temannya, Hendrik Cesars memiliki ide membawa Sara ke Eropa. Mereka berpikir, dengan fitur tubuh perempuan Khoikhoi yang “unik”: berbokong superbesar dan bentuk alat kelamin memanjang, Sara akan menjadi daya tarik bagi warga Eropa. Hal ini potensial mendatangkan keuntungan. Lantas, Sara pun diboyong ke London dengan kapal.
Sara hidup menderita. Sejak freakshow yang menampilkan Baartman digelar, ia dipaksa-paksa dan mendapat ancaman bila tidak mau berlaku sesuai perintah tuannya. Sara bahkan ditempatkan di kandang dalam freakshow tersebut. Ia mesti “bekerja” sejak jam 1 siang hingga 5 sore di Piccadily Circus, mempertontonkan tubuhnya yang tidak tertutupi pakaian di hadapan orang-orang kulit putih yang bertanya-tanya, “Apakah orang-orang Khoikhoi benar-benar manusia?”
Sementara sebagian orang kulit putih terkesima dan terhibur dengan penampilan Sara, sekelompok orang lainnya melihat freakshow Sara adalah bentuk degradasi kemanusiaan. Tahun 1807, Inggris sebenarnya sudah menghapuskan perdagangan budak. Namun pada praktiknya, masih terlihat orang-orang kulit hitam yang melayani elit-elit Inggris.
Senantiasa dipaksa mengenakan pakaian ketat saat dipertunjukkan, Sarah akhirnya meninggal dalam kemiskinan. Yang menyedihkan, kerangka, otak, dan organ seksualnya malah disimpan di Museum of Mankin di Paris sampai tahun 1974.
Pada tahun 2002, dengan permintaan Presiden Nelson Mandela, barulah jenazahnya dipulangkan ke kampung halaman.
