Kali ini saya akan membagikan sebuah kisah nyata yang pernah terjadi di Malaysia. Kisah tersebut menceritakan tentang seorang pria yang bernama Karta yang baru saja menikah dengan wanita cantik, mereka hidup harmonis dan sempat membuat iri tetangganya.
Namun ternyata pria ini tidak berumur panjang walau hidup dengan istrinya yang cantik. Si Karta diketahui mengidap sebuah penyakit aneh dan tak kunjung bisa disembuhkan oleh medis hingga akhirnya dia meninggal dunia.
Saat rumahnya dipenuhi para pelayat, kejadian aneh sudah mulai muncul yakni para tetangga yang hendak masuk rumahnya sudah disambut aroma yang tidak enak. Padahal di tiap sudut ruangan sudah disemprot parfum dan juga diberikan kamper namun baunya tak kunjung tersamarkan.
Kejadian aneh juga menimpa orang-orang yang memandikan jenazahnya. Kejadian itu yakni air kotor dan bau yang keluar dari dari perut Karta tak kunjung kering seperti yang dilansir dari tribunnews.com (19-08-2017).
Seusai disucikan, jenazah Karta pun mulai di salatkan kemudian baru dibawa ke tanah pemakaman dengan menggunakan mobil ambulan. Liang kubur pun juga sudah disiapkan dan proses penguburan pun dimulai.
Sesudah upacara pemakaman usai, rombongan pun mulai siap meninggalkan area pemakaman. Namun tak berapa lama datanglah beberapa laki-laki yang tergesa-gesa mengatakan jika jenazah Karta tak boleh dimakamkan di tempat itu karena tanah tersebut sudah dipesan sebelumnya oleh keluarga jenazah yang lain.
Para tetangga pun sontak bingung dan mau tak mau harus menuruti kehendak beberapa warga tadi. Para tetangga dari Karta terpaksa harus membongkar makam itu lagi dan memindahkannya di tempat lain.
Namun sesuatu yang mencengangkan terjadi, baru 30 menit jenazah Karta dikubur para warga pun dibuat merinding ketakutan. Warga melihat kain kafan yang tadinya putih berubah menjadi abu-abu padahal tanah di pemakaman jelas adalah tanah berlumpur yang berwarna coklat kemerahan. Harusnya kain kafan itu kotor dengan warna coklat kemerahan bukanlah abu-abu.
Selain itu saat jenazah hendak diangkat, jenazah Karta berubah menjadi lebih pendek yang semakin membuat warga keheranan. Puncaknya adalah ketika warga yang mulai membuka kain kafan itu dan melihat jenazah Karta berubah menjadi hitam serta gosong seperti hangus terbakar.
Bahkan kakinya tertekuk ke dada dan kedua tangannya juga tertekuk. Saat itu warga baru menyadari mengapa jenazah itu bisa jadi lebih pendek. Tak mau lama-lama dengan kejadian mengerikan tersebut para warga segera mencari tanah baru untuk memakamkan jenazahnya.
Setelah pemakaman selesai warga pun bisa pulang sepenuhnya namun tetap membawa tanda tanya besar mengapa jenazah Karta yang dikenal baik itu bisa berubah menjadi sedemikian mengerikan.
Salah satu Ustaz setempat yang sempat dibuat ketakutan akhirnya mendapat cerita dari warga sekitar mengenai Karta. Semasa hidupnya Karta memang dikenal baik oleh tetangganya namun setelah dia menikahi wanita cantik, paras istrinya telah membuatnya hatinya buta.
Tak hanya membuat hatinya buta namun juga membuat Karta celaka dikemudian hari. Istrinya ternyata adalah seorang yang kasar dan banyak mengeluh hingga suka meminta ibu mertuanya untuk bekerja layaknya pembantu rumah tangga.
Bahkan istrinya sering kali terdengar meneriaki ibunya ketika mengerjakan pekerjaan rumah. Hingga pada suatu malam saat hujan lebat, tetangga melihat ibu Karta keluar rumah tanpa payung sembari membawa tas.
Ibu itu menangis sambil berteriak mengutuk kelakuan durhaka anaknya yang mengusirnya. Mau tak mau ibunya harus mencari tempat tinggal lain.
Saat ibunya sudah diusir, Karta tetaplah dibutakan kecantikan istrinya dan tak pernah sedikitpun kasihan kepada ibundanya yang harus berjuang mencari tempat tinggal lain. Ibunya diketahui berjalan mencari tempat tinggal anaknya yang lain.
Akibat perlakuan durhakanya, Karta sedikit demi sedikit mulai mendapatkan balasan setimpal dari Tuhan . Karta mulai jatuh sakit selama sembilan bulan. Awalnya Karta hanya mengeluh gatal-gatal namun lama-lama gatalnya semakin parah di sekitar perut yang terlihat semakin memerah.
Sudah berusaha datang ke banyak dokter bahkan paranormal namun usahanya sia-sia. Obat maupun jampi-jampi dari dukun tak membuat penyakitnya sembuh. Sampai akhirnya hartanya mulai habis hanya untuk berobat ke banyak tempat.
Saat tubuhnya semakin mengurus, Karta hanya bisa terbaring lemah dan dari perutnya mulai keluar cairan yang begitu bau. Setelah berjuang dengan penyakitnya, Karta akhirnya meninggal dunia tanpa mendapat maaf dari ibundanya hingga jenazahnya berubah gosong mengerikan.
Itulah kisah nyata yang bisa kita ambil hikmahnya untuk tidak pernah berani melawan orangtua. Surga memang benar-benar berada di bawah telapak kaki ibu. Ibu kita melahirkan kita dengan taruhan nyawa. Saat kita dibesarkan, ibu kitalah yang memberikan kasih sayang tiada henti dan jika kita ingin membalas semua kebaikannya niscaya tak akan sanggup.
Maka dari itu tetaplah berbakti kepada orang tua yang tidak pernah meminta balasan apapun dari anaknya kecuali menjadi anak yang berguna dan juga mendoakannya di dunia dan akhirat.